Hit Counter:

Kamis, 22 April 2010

Terhipnotis atau pura-pura?














Pada saat saya menjadi trainer di kelas Fundamental Hypnotherapi di hotel Sahid Surabaya 17 April yang lalu.  Dalam materi stage hypnosis,  saya coba tunjukkan kepada peserta salah satu contoh stage hypnosis.  "Entah kenapa,  mulai saat ini juga mata Bu Indra terasa sangat berat dan timbul keinginan yang sangat kuat untuk terpejam.  Ya mata yang terpejam itu semakin terasa nyaman untuk tetap terpejam,  bahkan saking nyamannya,  maka mata itu sulit sekali untuk dibuka.  Baik,  silakan dicoba dibuka matanya."

Yang terjadi mata Bu Indra sulit sekali untuk dibuka,  nampak bergerak-gerak seperti mau membuka,  namun tetap rapat dan terpejam.  Selang beberapa detik,  saya mengucapkan kalimat termination:" Baik,...dalam hitungan ketiga,  mata Ibu akan terbuka dan dengan tebukanya mata Ibu maka,  badan Ibu terasa segar. Satu,..ya rasakan mata Ibu,  Dua,...bagus sekali sekarang Ibu sudah bersiap-siap untuk membuka mata,..dan Tiga,..ya buka mata Ibu!"  Maka Mata Bu Indra terbuka dan wajah Ibu Indra nempak memerah sambil tersenyum.

Baru saja selesai "Show" itu,  salah satu peserta workshop langsung angkat tangan dan bertanya:" Pak,...tadi Bu Indra benar-benar terhipnotis atau hanya berura-pura?"
"Sebaiknya Bapak tanyakan langsung saja kepada Bu Indra" jawab saya.  Maka sang penanya tadi langsung menanyakan kepada Bu Indra.  Apa jawab Bu Indra?
"Gimana yah,....sebab saya memang tidak bisa mebuka mata walaupun sebenarnya saya bisa saja membuka mata."

OK lah kalau Begitu,  bagaimana kalau anda saja yang saya hipnotis,  agar anda bisa merasakan sensasinya.  Ucap saya untuk bisa menjawab secara komprehensip.  Dan alhamdulillah sang penanya yang ternyata bernama Irfan bersedia.

Baiklah pak Irfan,  sekarang saya minta tolong anda mengepalkan tangan kanan anda dan luruskan ke depan.  Perintah saya diikuti degan baik.  Nah,...sekarang perintahkan kepada tangan anda untuk kaku dan keras,  ya kaku dan keras seperti besi.  Bagus sekali,  sekarang tangan itu sudah sangat kaku dan keras.  Saking kaku dan keras,  maka tangan itu tidak bisa dibengkokkan oleh siapapun,  termasuk oleh Pak Irfan sendiri.  Bahkan tangan itu sudah berubah menjadi besi dan lepas dari anggota badan anda.  Bagus,  dan sekarang silakan dicoba untuk dibengkokkan kalau bisa,  sebab semakin ingin membengkokkan tangan itu maka yang terjasi juststu tangan itu semakin kaku dan semakin keras.  Ya silakan dicoba.  Yang terjadi Pak Irfan kesulitan membengkokkan tangannya.  Beberapa saat kemudian,  saya mengatakan:" Baiklah Pak Irfan mulai saat ini tangan itu sudah mulai terasa,  semakin terasa bahkan sangat terasa,  sehingga bisa dikendalikan oleh Pak Irfan.  Ya rasakan tangan itu dan lemaskan,  lalu silakan dibenkokkan dan lemaskan.  Tangan Pak Irfan terkulai lemas dan bisa bengkok.

Bagaimana rasaya Pak?  tanya saya kepada Pak Irfan,  apakah anda tadi berpura-pura?
"Mmmm Gimana ya,...saya tidak berpura-pura,  dan saya memang tidak bisa membengkokkan tangan saya."
Bagus,...selamat,  anda telah diberi kesempatan oleh Tuhan untuk merasakan sendiri bagaimana rasanya Trance.

Point penting dari cerita saya ini sebenarnya adalah saya ingin berbagi bahwa jangan banyak bicara tentang hypnosis dan Trance manakala kita belum pernah merasakan sendiri bagaimana sensasi Trance.

Okelah kalau begitu,  dan semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar