Hit Counter:

Jumat, 30 April 2010

Bilang tidak bisa Trance tapi menangis

Seorang Ibu dengan 3 anak ingin menurunkan berat badannya sampai 10 Kg. Dari hasil pre induction (ngobrol-ngobrol) nampak kalau dia sudah cukup bagus dalam merencanakan program penurunan berat badannya.  Mengurangi asupan  karbohidrat,  mengurangi minum manis,  mengurangi makanan berlemak dan membeli alat olah raga.

Trus saat saya induksi menggunakan metoda Dave Elman,  dan pendalamannya (Deepening) saya gunakan metoda regresi kembali ke rumah saat masih duduk di kelas 6 SD,  tiba-tiba dia menangis. Setelah saya tunggu beberapa saat,  tangisnya reda dan saya masukan sugesti.

Saya rasa cukup,  maka tahapan berikutnya adalah terminating (emerging),  saya bangunkan dalam 10 hitungan.  Setelah post hipnotic sugestion yang berupa pertanyaan-pertanyaan,  dia bilang gini:
"" Ini saya sudah dihipnotis kah?  kok saya tetap mendengar Bapak berbicara,  bahkan saya juga mendengar suara-suara di luar ruangan.?  saya memang susah untuk dihipnotis ya pak?"

"Lho tadi Ibu menangis kenapa?" tanya saya
"saya melihat ayah saya yang sudah meninggal"
"Melihat ayah Ibu dimana?" lanjut saya
"Di rumah orang tua saya,  waktu saya masih kecil"
"Berarti Ibu tadi sudah masuh tidur hypnosis,  buktinya bisa merasakan dan melihat sesuatu yang sudah tidak ada."
Lagi-lagi sang Ibu tetap menyangkal," Ya tapi saya tetap sadar dan bisa merasakan semua,  saya tidak tidur kok pak."
Saya tersenyum dan menjawab:" Ya Bu,..justru dalam tidur hypnosis orang akan jauh lebih peka dan fokus,  sehingga tetap bisa merasakan apa yang terjadi di tubuhnya maupun lingkungannya."

Dengan tetap tidak bisa menerima sang Ibu tetap mengatakan:" Gimana sih,...wong aku nggak terhipnotis kok."
Akhirnya saya mengeluarkan jurus terakhir dengan kalimat:" Nggak terhipnotis kok nangis?"
apa jawab sang Ibu?  gini: "Oh iya yah,......"
Glodak!!

Semoga bermanfaat.

Kamis, 22 April 2010

Terhipnotis atau pura-pura?














Pada saat saya menjadi trainer di kelas Fundamental Hypnotherapi di hotel Sahid Surabaya 17 April yang lalu.  Dalam materi stage hypnosis,  saya coba tunjukkan kepada peserta salah satu contoh stage hypnosis.  "Entah kenapa,  mulai saat ini juga mata Bu Indra terasa sangat berat dan timbul keinginan yang sangat kuat untuk terpejam.  Ya mata yang terpejam itu semakin terasa nyaman untuk tetap terpejam,  bahkan saking nyamannya,  maka mata itu sulit sekali untuk dibuka.  Baik,  silakan dicoba dibuka matanya."

Yang terjadi mata Bu Indra sulit sekali untuk dibuka,  nampak bergerak-gerak seperti mau membuka,  namun tetap rapat dan terpejam.  Selang beberapa detik,  saya mengucapkan kalimat termination:" Baik,...dalam hitungan ketiga,  mata Ibu akan terbuka dan dengan tebukanya mata Ibu maka,  badan Ibu terasa segar. Satu,..ya rasakan mata Ibu,  Dua,...bagus sekali sekarang Ibu sudah bersiap-siap untuk membuka mata,..dan Tiga,..ya buka mata Ibu!"  Maka Mata Bu Indra terbuka dan wajah Ibu Indra nempak memerah sambil tersenyum.

Baru saja selesai "Show" itu,  salah satu peserta workshop langsung angkat tangan dan bertanya:" Pak,...tadi Bu Indra benar-benar terhipnotis atau hanya berura-pura?"
"Sebaiknya Bapak tanyakan langsung saja kepada Bu Indra" jawab saya.  Maka sang penanya tadi langsung menanyakan kepada Bu Indra.  Apa jawab Bu Indra?
"Gimana yah,....sebab saya memang tidak bisa mebuka mata walaupun sebenarnya saya bisa saja membuka mata."

OK lah kalau Begitu,  bagaimana kalau anda saja yang saya hipnotis,  agar anda bisa merasakan sensasinya.  Ucap saya untuk bisa menjawab secara komprehensip.  Dan alhamdulillah sang penanya yang ternyata bernama Irfan bersedia.

Baiklah pak Irfan,  sekarang saya minta tolong anda mengepalkan tangan kanan anda dan luruskan ke depan.  Perintah saya diikuti degan baik.  Nah,...sekarang perintahkan kepada tangan anda untuk kaku dan keras,  ya kaku dan keras seperti besi.  Bagus sekali,  sekarang tangan itu sudah sangat kaku dan keras.  Saking kaku dan keras,  maka tangan itu tidak bisa dibengkokkan oleh siapapun,  termasuk oleh Pak Irfan sendiri.  Bahkan tangan itu sudah berubah menjadi besi dan lepas dari anggota badan anda.  Bagus,  dan sekarang silakan dicoba untuk dibengkokkan kalau bisa,  sebab semakin ingin membengkokkan tangan itu maka yang terjasi juststu tangan itu semakin kaku dan semakin keras.  Ya silakan dicoba.  Yang terjadi Pak Irfan kesulitan membengkokkan tangannya.  Beberapa saat kemudian,  saya mengatakan:" Baiklah Pak Irfan mulai saat ini tangan itu sudah mulai terasa,  semakin terasa bahkan sangat terasa,  sehingga bisa dikendalikan oleh Pak Irfan.  Ya rasakan tangan itu dan lemaskan,  lalu silakan dibenkokkan dan lemaskan.  Tangan Pak Irfan terkulai lemas dan bisa bengkok.

Bagaimana rasaya Pak?  tanya saya kepada Pak Irfan,  apakah anda tadi berpura-pura?
"Mmmm Gimana ya,...saya tidak berpura-pura,  dan saya memang tidak bisa membengkokkan tangan saya."
Bagus,...selamat,  anda telah diberi kesempatan oleh Tuhan untuk merasakan sendiri bagaimana rasanya Trance.

Point penting dari cerita saya ini sebenarnya adalah saya ingin berbagi bahwa jangan banyak bicara tentang hypnosis dan Trance manakala kita belum pernah merasakan sendiri bagaimana sensasi Trance.

Okelah kalau begitu,  dan semoga bermanfaat.